Doa Setelah Sholat Dhuha

Januari 28, 2010 Tinggalkan komentar

ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.

Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Kategori:Uncategorized

Asmaul Husna

Januari 19, 2010 Tinggalkan komentar
No.  Nama  Arab  Indonesia  Inggris
  Allah  الله    The God
1 Ar Rahman  الرحمن  Yang Maha Pengasih The All Beneficent
2 Ar Rahiim  الرحيم  Yang Maha Penyayang  The Most Merciful
3 Al Malik  الملك  Yang Maha Berkuasa The King, The Sovereign
4 Al Quddus  القدوس  Yang Maha Suci  The Most Holy
5 As Salaam  السلام  Yang Maha Memberi Kesejahteraan  Peace and Blessing
6 Al Mu`min  المؤمن  Yang Maha Terpercaya The Guarantor
7 Al Muhaimin  المهيمن  Yang Maha Pemelihara  The Guardian, the Preserver
8 Al `Aziiz  العزيز  Yang Maha Perkasa The Almighty, the Self Sufficient
9 Al Jabbar  الجبار  Yang Kehendaknya Tidak Diingkari The Powerful, the Irresistible
10 Al Mutakabbir  المتكبر  Yang Memiliki Kebesaran  The Tremendous
11 Al Khaliq  الخالق  Yang Maha Pencipta  The Creator
12 Al Baari`  البارئ  Yang Mengadakan dari Tiada The Maker
13 Al Mushawwir  المصور  Yang Membuat Bentuk The Fashioner of Forms
14 Al Ghaffaar  الغفار  Yang Maha Pengampun The Ever Forgiving
15 Al Qahhaar  القهار  Yang Maha Memaksa  The All Compelling Subduer
16 Al Wahhaab  الوهاب  Yang Maha Pemberi Karunia  The Bestower
17 Ar Razzaaq  الرزاق  Yang Maha Pemberi Rejeki  The Ever Providing
18 Al Fattaah  الفتاح  Yang Maha Pembuka  The Opener, the Victory Giver
19 Al `Aliim  العليم  Yang Maha Mengetahui The All Knowing, the Omniscient
20 Al Qaabidh  القابض  Yang Menyempitkan  The Restrainer, the Straightener
21 Al Baasith  الباسط  Yang Melapangkan The Expander, the Munificent
22 Al Khaafidh  الخافض  Yang Merendahkan  The Abaser
23 Ar Raafi`  الرافع  Yang Meninggikan The Exalter
24 Al Mu`izz  المعز  Yang Memuliakan  The Giver of Honor
25 Al Mudzil  المذل  Yang Menghinakan  The Giver of Dishonor
26 Al Samii`  السميع  Yang Maha Mendengar  The All Hearing
27 Al Bashiir  البصير  Yang Maha Melihat  The All Seeing
28 Al Hakam  الحكم  Yang Maha Menetapkan  The Judge, the Arbitrator
29 Al `Adl  العدل  Yang Maha Adil  The Utterly Just
30 Al Lathiif  اللطيف  Yang Maha Lembut  The Subtly Kind
31 Al Khabiir  الخبير  Yang Mengetahui Rahasia  The All Aware
32 Al Haliim  الحليم  Yang Maha Penyantun  The Forbearing, the Indulgent
33 Al `Azhiim  العظيم  Yang Maha Agung  The Magnificent, the Infinite
34 Al Ghafuur  الغفور  Yang Maha Pengampun  The All Forgiving
35 As Syakuur  الشكور  Yang Maha Menerima Syukur The Grateful
36 Al `Aliy  العلى  Yang Maha Tinggi  The Sublimely Exalted
37 Al Kabiir  الكبير  Yang Maha Besar  The Great
38 Al Hafizh  الحفيظ  Yang Maha Pemelihara  The Preserver
39 Al Muqiit  المقيت  Yang Maha Pemberi Kecukupan  The Nourisher
40 Al Hasiib  الحسيب  Yang Maha Pembuat Perhitungan  The Reckoner
41 Al Jaliil  الجليل  Yang Maha Luhur The Majestic
42 Al Kariim  الكريم  Yang Maha Mulia The Benevolent
43 Ar Raqiib  الرقيب  Yang Maha Mengawasi  The Watchful
44 Al Mujiib  المجيب  Yang Maha Mengabulkan  The Responsive, the Answerer
45 Al Waasi`  الواسع  Yang Maha Luas  The Vast, the All Encompassing
46 Al Hakiim  الحكيم  Yang Maka Bijaksana  The Wise
47 Al Waduud  الودود  Yang Maha Mencintai The Loving, the Kind One
48 Al Majiid  المجيد  Yang Maha Mulia  The All Glorious
49 Al Baa`its  الباعث  Yang Maha Membangkitkan  The Raiser of the Dead
50 As Syahiid  الشهيد  Yang Maha Menyaksikan  The Witness
51 Al Haqq  الحق  Yang Maha Benar  The Truth, the Real
52 Al Wakiil  الوكيل  Yang Maha Mewakili The Trustee, the Dependable
53 Al Qawiyyu  القوى  Yang Maha Kuat  The Strong
54 Al Matiin  المتين  Yang Maha Kokoh  The Firm, the Steadfast
55 Al Waliyy  الولى  Yang Maha Melindungi  The Protecting Friend, Patron, and Helper
56 Al Hamiid  الحميد  Yang Maha Terpuji  The All Praiseworthy
57 Al Mushii  المحصى  Yang Maha Menghitung The Accounter, the Numberer of All
58 Al Mubdi`  المبدئ  Yang Maha Memulai  The Producer, Originator, and Initiator of all
59 Al Mu`iid  المعيد  Yang Maha Mengembalikan  The Reinstater Who Brings Back All
60 Al Muhyii  المحيى  Yang Maha Menghidupkan  The Giver of Life
61 Al Mumiitu  المميت  Yang Maha Mematikan  The Bringer of Death, the Destroyer
62 Al Hayyu  الحي  Yang Maha Hidup  The Ever Living
63 Al Qayyuum  القيوم  Yang Maha Berdiri Sendiri The Self Subsisting Sustainer of All
64 Al Waajid  الواجد  Yang Maha Menemukan The Perceiver, the Finder, the Unfailing
65 Al Maajid  الماجد  Yang Maha Mulia  The Illustrious, the Magnificent
66 Al Wahiid  الواحد  Yang Maha Tunggal  The One, The Unique, Manifestation of Unity
67 Al `Ahad  الاحد  Yang Maha Tunggal  The One, the All Inclusive, the Indivisible
68 As Shamad  الصمد  Yang Maha Dibutuhkan The Self Sufficient, the Impregnable, the Eternally Besought of All, the Everlasting
69 Al Qaadir  القادر  Yang Maha Berkuasa  The All Able
70 Al Muqtadir  المقتدر  Yang Maha Berkuasa  The All Determiner, the Dominant
71 Al Muqaddim  المقدم  Yang Mendahulukan  The Expediter, He who brings forward
72 Al Mu`akkhir  المؤخر  Yang Mengakhirkan  The Delayer, He who puts far away
73 Al Awwal  الأول  Yang Pertama The First
74 Al Aakhir  الأخر  Yang Terakhir The Last
75 Az Zhaahir  الظاهر  Yang Maha Nyata  The Manifest; the All Victorious
76 Al Baathin  الباطن  Yang Maha Ghaib  The Hidden; the All Encompassing
77 Al Waali  الوالي  Yang Maha Memerintah  The Patron
78 Al Muta`aalii  المتعالي  Yang Maha Tinggi  The Self Exalted
79 Al Barri  البر  Yang Maha Dermawan The Most Kind and Righteous
80 At Tawwaab  التواب  Yang Maha Penerima Tobat  The Ever Returning, Ever Relenting
81 Al Muntaqim  المنتقم  Yang Maha Penyiksa  The Avenger
82 Al Afuww  العفو  Yang Maha Pemaaf  The Pardoner, the Effacer of Sins
83 Ar Ra`uuf  الرؤوف  Yang Maha Pengasih  The Compassionate, the All Pitying
84 Malikul Mulk  مالك الملك  Penguasa Kerajaan The Owner of All Sovereignty
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam  ذو الجلال و الإكرام  Yang Memiliki Keluhuran dan Kemurahan  The Lord of Majesty and Generosity
86 Al Muqsith  المقسط  Yang Maha Adil  The Equitable, the Requiter
87 Al Jamii`  الجامع  Yang Maha Penghimpun The Gatherer, the Unifier
88 Al Ghaniyy  الغنى  Yang Maha Kaya The All Rich, the Independent
89 Al Mughnii  المغنى  Yang Maha Memberi Kekayaan  The Enricher, the Emancipator
90 Al Maani  المانع  Yang Maha Mencegah  The Withholder, the Shielder, the Defender
91 Ad Dhaar  الضار  Yang Maha Memberi Derita  The Distressor, the Harmer
92 An Nafii`  النافع  Yang Maha Memberi Manfaat  The Propitious, the Benefactor
93 An Nuur  النور  Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)  The Light
94 Al Haadii  الهادئ  Yang Maha Pemberi Petunjuk  The Guide
95 Al Baadii  البديع  Pencipta Pertama Incomparable, the Originator
96 Al Baaqii  الباقي  Yang Maha Kekal  The Ever Enduring and Immutable
97 Al Waarits  الوارث  Yang Maha Mewarisi  The Heir, the Inheritor of All
98 Ar Rasyiid  الرشيد  Yang Maha Tepat TindakanNya The Guide, Infallible Teacher, and Knower
99 As Shabuur  الصبور  Yang Maha Penyabar The Patient, the Timeless
Kategori:Uncategorized

Cobaan berakhir Surga, bisakah???

Januari 8, 2010 1 komentar

Hidup penuh dengan cobaan, ujian, dan kesulitan. Hal tersebut terkadang membuat hidup terasa sangat berat untuk di lalui. Tak heran, mengapa terjun dari pusat perbelanjaan menjadi tren saat ini. Tren bunuh diri tak mengenal orang tersebut kaya atau miskin. Ujian,  cobaan tak mengenal kasta, warna kulit, ras, atau agama. Yaa…ujian dan cobaaan adalah bunga kehidupan. Yang selalu ada…

Akan tetapi sebenarnya cobaan adalah sebuah media untuk merubah suatu kondisi kepada kondisi yang lebih baik. Merubah suatu sikap, perilaku, untuk menjadi lebih baik. menaikkan level (tingkat) dan pangkat manusia di hadapanNYA.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al-Baqarah: 214).

Teman, mari jalani ujian-ujian kita dengan sabar, dan tawakal. InsyALLAH ALLAH takkan membebani kaumnya di luar kemampuan kaum tersebut.  Semua sudah ada takarannya, InsyALLAH.  Semangatlah menghadapi kesulitan dan cobaan, karena ALLAH menjanjikan SURGA NYA untukmu.

Semoga kita mampu bertemu denganNYA di SURGANYA kelak, dalam kondisi yang lebih baik.

Doa Nabi Musa

Januari 8, 2010 1 komentar

“Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”
(QS Thaha : 25-28)

رَبِّ ٱشۡرَحۡ لِى صَدۡرِى , وَيَسِّرۡ لِىٓ أَمۡرِى , وَٱحۡلُلۡ عُقۡدَةً۬ مِّن لِّسَانِى , يَفۡقَهُواْ قَوۡلِى , وَٱجۡعَل لِّى وَزِيرً۬امِّنۡ أَهۡلِى

My Lord! relieve my mind, And ease my task for me; And loose a knot from my tongue, That they may understand my saying

Kategori:Uncategorized

Pahlawan, maaf aku

Januari 7, 2010 Tinggalkan komentar

oleh: Yogi Pramadhika

Duhai pahlawanku..

Maafkan aku,
Aku, generasi mudamu masih belum bisa berbuat banyak untuk negrimu yang sedang dilanda “bencana” ini. Bencana sosial, bencana moral, bencana keadilan, dan bencana2 lainnya.

Aku yang dulu idealis….sekarang dinilai banyak orang aku adalah pengkhianat masyarakat!!!!
Tuduhan itu meneteskan air mataku, menusuk relung hatiku, membuyarkan kantuk-ku,
Ohh… maafkan aku pahlawanku….maafkan aku,

Merka juga berkata, aku yang dulu idealis, yang tak segan untuk turun ke jalan, di barisan depan, berteriak menuntut “kemerdekaan”, berdesak2kan, dipukul petugas keamanan, sempat diculik dengan truk dan diamankan.
Aku yang dulu bergerak tanpa bayaran, atas nama keadilan dan memperjuangkan rakyat yang bosan dengan kelaparan..

Sekarang dituduh menjadi BAGIAN DARI KAPITALISME. Aku dituduh pula mengingkari semua perjuangan selama ini, menjadi bagian dari daftar mantan aktifis yang sekarang menjadi pejabat dan berkhianat kepada masyarakat,

Maafkan aku duhai pahlawanku…

Sungguh…Demi ALLAH aku masih memiliki idealismeku yang dulu. Aku masih memiliki nafas perjuangan, dan cita2 untuk berguna kepada masyarakat. Ya…aku memang akan bekerja di perusahaan asing, namun aku niatkan disana untuk belajar… Takkan selamanya aku bekerja disana semua sudah aku rencanakan,
Aku masih belum memiliki keberanian untuk mandiri saat ini, karena amanah dan tanggung jawabku cukup besar( dan tak bisa kubuka disini). Yang jelas, aku masih seperti yang dulu…. Bergerak, berjuang, tak hanya untuk diri sendiri..karena idealisme itu insyALLAH belum mati…

Ini pembelaan?? Ya..namun ini bukan bualan, bukan bohongan. Dan oleh karena itu aku tulis dan aku sebarkan, agar semua transparan dan dapat saling mengingatkan. Ketika aku melenceng dari jalan, silahkan di tegur/diingatkan. Bukankah saudara memiliki kewajiban untuk saling menjaga dan mengingatkan??? Beri aku kesempatan untuk berjuang terlebih dahulu. aku akan MENJAWAB KERAGUAN itu…

Pahlawanku…sekali lagi maafkan aku jika langkahku ini tak sesuai harapanmu,

InsyALLAH aku masih memiliki VISI dan dan rencana2 untuk masa depan….yang sedang dalam proses meraihnya,

sebelum aku berumur 50 tahun semoga sudah terealisasi,
1. Memiliki sekolah dan rumah sakit untuk kalangan tak mampu,
2. Memiliki lembaga kepemudaan yang mengembangkan kepemimpinan, dan potensi serta semangat untuk bermanfaat
3. Memiliki usaha untuk menyediakan lapangan pekerjaan..

hal ini ku catat agar senantiasa ingat dan diingatkan nantinya,
semoga kekecewaan itu akan terbayarkan natinya bebarapa puluh tahun kedepan…

Jalan kita berbeda, namun tujuan sama…insyALLAH…

curahan hati pasca ada sms bahwa saya adalah BUDAK KAPITALISME

Kategori:Uncategorized

Teruntuk Abi dan Calon2 Abi

Januari 7, 2010 1 komentar

KARAKTERISTIK AYAH

Oleh: Rudy Himawan

Seorang Muslim sudah semestinya memikirkan masa depan dengan melakukan invesment -bukan dengan stock portofolio, 401K, rumah ataupun saving account, tetapi dengan shodaqoh jariyah, menyebarkan ilmu yang bermanfaat, dan membina anak yang sholeh/-ah. Ketiga aktivitas ini ternyata tercakup
dalam proses pendidikan anak dan apalagi Alhamdulillah banyak diantara kita yang telah dikaruniai anak, sehingga saya tergerak untuk merangkum 6 karakteristik kepribadian seorang ayah idaman.

1. Keteladanan

Suatu pagi, saya terperanjat ketika melihat cara putriku memakai sepatunya. Ia langsung memasukkan kakinya ke dalam sepatu tanpa melepas talinya. Rupanya selama ini ia memperhatikan bagaimana cara saya memakai sepatu. Karena malas membuka simpul tali sepatu, sering kali saya langsung memakainya tanpa membuka dan mengikat simpul tali sepatu. Saya berusaha melarangnya dengan memberikan penjelasan bhw cara memakai sepatu seperti itu bisa mengakibatkan sepatu cepat rusak. Namun hasilnya nihil. Ini merupakan satu contoh nyata bhw anak, terutama pada usia dini, mudah
sekali mencontoh orangtuanya. Tidak perduli apakah itu benar atau salah. Nasehat kita tidak ada manfaatnya, jika kita tetap melakukan apa yang kita larang.

Apakah kita sudah memberikan teladan yang terbaik kepada anak-anak kita? Apakah kita lebih sering nonton TV dibandingkan membaca Al-Quran atau buku lain yang bermanfaat? Apakah kita lebih sering makan sambil jalan dan berdiri dibandingkan sambil duduk dengan membaca Basmallah? Apakah kita
sholat terlambat dengan tergesa-gesa dibandingkan sholat tepat waktu? Apakah bacaan surat kita itu-itu saja?

Allah SWT berfirman dalam surat ash-shaff 61:2-3:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. “

Allah SWT juga mengingatkan untuk tidak bertingkah laku seperti Bani Israil dalam firmanNya dalam surat Al-Baqoroh 2:44
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)
mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?”

2. Kasih Sayang dan Cinta

Kehangatan, kelembutan, dan kasih sayang yang tulus merupakan dasar penting bagi pendidikan anak. Anak-anak usia dini tidak tahu apa namanya, tapi dengan fitrahnya mereka bisa merasakannya. Lihatnya bagaimana riangnya sorot mata dan gerakan tangan serta kaki seorang bayi ketika ibunya akan mendekap dan menyusuinya dengan penuh kasih sayang. Bayi kecilpun sudah mampu menangkap raut wajah yang selalu memberikan kehangatan, kelembutan, dan kasih sayang dengan tulus, apalagi mereka yang sudah lebih besar.

Rasulullah SAW pada banyak hadith digambarkan sebagai sosok ayah, paman, atau kakek yang menyayangi dan mengungkapkan kasih sayangnya yang tulus ikhlas kepada anak-anak. Sebuah kisah yang menarik yang diceritakan oleh al-Haitsami dalam Majma’uz Zawa’id dari Abu Laila.

Dia berkata: “Aku sedang berada di dekat Rasulullah SAW. Pada saat itu aku melihat al-Hasan dan al-Husein sedang digendong beliau. Salah seorang diantara keduanya kencing di dada dan perut beliau. Air kencingnya mengucur, lalu aku mendekati beliau. Rasulullah SAW bersabda, ‘Biarkan kedua anakku, jangan kau ganggu mereka sampai ia selesai melepaskan hajatnya.’ Kemudian Rasulullah SAW membawakan air.” Dalam riwayat lain dikatakan, ‘Jangan membuatnya tergesa-gesa melepaskan hajatnya.’

Bagaimana dengan kita?
Sudahkan kita ungkapkan kecintaan kita yang tulus kepada anak-anak kita hari ini?

3. Adil

Siapa yang belum pernah dengar kata sibling rivalry dan favoritism? Jika belum dengar, maka ketahuilah! Siapa tahu kita termasuk orang yang telah melakukannya. Seringkali kita terjebak oleh perasaan kita sehingga kita tidak berlaku adil, misalnya karena anak kita yang satu lebih penurut dibandingkan anak yang lain atau karena kita lebih suka anak perempuan daripada anak laki-laki dll.

Rasulullah SAW bersabda: “Berlaku adillah kamu di antara anak-anakmu dalam pemberian.” (HR Bukhari)

Masalah keadilan ini dikedepankan untuk mencegah timbulnya kedengkian diantara saudara. Para ahli peneliti pendidikan anak berkesimpulan bahwa faktor paling dominan yang menimbulkan rasa hasad/ dengki dalam diri anak adalah adanya pengutamaan saudara yang satu di antara saudara yang
lainnya.

Anak sangat peka terhadap perubahan perilaku terhadap dirinya. Jika kita lepas kontrol, sesegera mungkin untuk memperbaiki, karena anak yang diperlakukan tidak adil bisa menempuh jalan permusuhan dengan saudaranya atau mengasingkan diri (menutup diri dan rendah diri).

4. Pergaulan dan Komunikasi

Seringkali kita berada dalam satu ruangan dengan anak-anak, tapi kita tidak bergaul dan berkomunikasi dengan mereka. Kita asyiik membaca koran, mereka asyiik main video game, atau nonton TV.

Banyak ahadith yang menggambarkan bagaimana kedekatan pergaulan Rasulullah SAW dengan anak-anak dan remaja. Beliau bercanda dan bermain dengan mereka.

Bagaimana dengan kita yang sudah sibuk kuliah sambil bekerja plus ‘ngurusin’ organisasi? Mana ada waktu untuk bercengkrama dengan anak-anak? Sebenarnya ada waktu, jika kita mengetahui strateginya. Misalnya, sewaktu menemani anak bermain CD pendidikan di komputer, kita
bisa menjelaskan cara mengerjakan/bermainnya, lalu memberi contoh sebentar, lantas bisa kita tinggalkan. Begitu pula dengan buku bacaan dan permainan lainnya. Repotnya ada sebagian ayah yang tidak mau berkumpul dengan anak-anak, terutama yang menjelang dewasa karena takut kehilangan
wibawa atau kharismanya. Ini pandangan yang keliru. Yang lebih tepat adalah kita jaga keseimbangan, artinya kita tidak boleh terlalu kaku dalam memegang kekuasaan dan kharisma, tetapi juga tidak boleh terlalu longgar.

5. Bijaksana Dalam Membimbing

Rasulullah SAW bersabda: “… Binasalah orang-orang yang berlebihan …” (HR Muslim). Jadi metoda yang paling bijaksana dalam mendidik dan mengarahkan anak adalah yang konsisten dan pertengahan – seimbang, yakni tidak membebaskan anak sebebas-bebasnya dan tidak mengekangnya; jangan
terlalu sering menyanjung, namun juga jangan terlalu sering mencelanya. Bila ayah memerintahkan sesuatu kepada anaknya, hendaknya ayah melakukannya dengan hikmah, penuh kasih sayang, dan tidak lupa membumbuinya dengan canda seperlunya. Jelaskan hikmah dan manfaatnya, sehingga anak
termotivasi untuk melakukannya. Jangan lupa juga untuk memperhatikan kondisi anak dalam melaksanakan perintah atau aturan tersebut.

Imam Ibnu al-Jauzi mengatakan bahwa melatih pribadi perlu kelembutan, tahapan dari kondisi yang satu ke kondisi yang lain, tidak menerapkan kekerasan, dan berpegang pada prinsip pencampuran antara rayuan dan ancaman.

6. Berdoa

Para nabi selalu berdoa dan memohon pertolongan Allah untuk kebaikan keturunannya.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim:35)

“Segala puji bagi Allah yang telah menganugrahkan kepadaku di hari tua(ku)Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Ibrahim:39-40)

Kategori:Uncategorized

Sabarlah dalam ujian sahabat2q..

Januari 7, 2010 Tinggalkan komentar
Oleh: Yogi Pramadhika
Entah sumbernya dari mana, yang jelas ini saya dapatkan dari sms teman dan masih saya simpan di HP saya hingga sekarang.

“Orang yang beriman selalu punya cara sendiri untuk menata hatinya, meski berlawanan dengan apa yang ia terima dalam kehidupan. Saat mendapat musibah, air matanya menetes, tapi hatinya terilhami untuk meyakini bahwa apa yang diberikan Allah padanya pasti yang terbaik baginya. Fisiknya mungkin lelah, pikirannya mungkin penat. tapi tidak dengan hatinya yang terus yakin apabila ia diuji oleh Allah itu adalah tanda bahwa Allah masih sayang padanya. Subhanallah, semoga kita termasuk dalam golongan hambaNYA yang pandai bersyukur dan bersabar, Amien…”

bersabarlah kawan…
sabar..sabar…
hanya kata itu yang mungkin hanya bisa saya sampaikan, karena dirimu sendiri adalah penolongmu yang paling kuat.
karena, sekuat apapun orang2 disekitarmu, akan tetapi jika kmu masih saja lemah…itu takkan berarti apa2…

wastainu bissobri wassolah

“Jadikan Sabar dan Sholat Sebagai Penolongmu”

ujian adalah tanda bahwa Allah masih sayang padamu, akan dinaikkan derajadmu jika kmu lulus ujian tsb.

“La tahzan innallaha ma’ana” (jangan bersedih, Allah bersama kita)
Allah sangat dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat nadi leher kita…
oleh karena itu..sabar..sabar..jangan menyerah…
ALLAH bersamamu, aku juga akan siap membantumu…

semoga bermanfaat

Kategori:Uncategorized

Teruntuk Sahabat2q tercinta yang sedang bersedih

Januari 7, 2010 Tinggalkan komentar
Friday, October 16, 2009 at 10:19am   oleh: Yogi Pramadhika

entah harus mulai dari mana saya menyampaikannya,
Masih dalam suasana duka. Ya dalam status saya sebelumnya saya menulis:
“”Sabar kawan, ALLAH pasti menyiapkan seseorang yang lebih baik untukmu. Ratu bidadari surgaNya, insyALLAH…jika kau mampu mendekat dan terus melekat kepadaNYA, mencintaiNYA sepenuh hati, insyALLAH kan dihadiahi bidadri” Tribute to sahabat yang ditinggal N**** oleh orang yang sangat dicintainya.”

sakit, memang.
sedih, memang.
namun haruskah kesedihan itu terus berlarut-larut??
tidak kawan….masa depan masih selalu menantikan kita untuk mengubahnya…
rakyat, ummat masih banyak yang membutuhkan kontribusi kita.
haruskah kita terus mendzolimi diri ini dengan sedu sedan itu??

jangan bersedih, aku masih disini
mari kita arungi bersama, samudera kehidupan ini,,,
jalan hidup tak selamanya indah..itu pasti…
ada suka ada duka, itulah realiti..
insyALLAH DIA telah menyiapkan skenario besar baut kita.
keindahan, dan sesuatu yang sangat “baik” bagi kita.

ini da lirik lagu yang cukup bagus…
Aku masih Di Sini – edCoustic (http://www.4shared.com/file/121691093/cf2b460/EDCOUSTIC_JANGAN_BERSEDIH.html?s=1)

Dunia ini masih seluas yang kau impikan
Tak perlu kau simpan luka itu
Sedalam yang kau rasa

Memang ada waktu
Agar kau bisa kembali semula
Percayalah padaku
Kita kan bisa melewatinya

Jangan bersedih oh kawanku
Aku masih ada di sini
Semua pasti kan berlalu
Aku kan selalu bersamamu

Jalan hidup tak selamanya indah
Ada suka ada duka
Jalani semua yang kau rasakan
kita pasti bisa

I love u full friend…

Suatu hari Cinta & Sahabat berjalan di desa.. Tiba-tiba Cinta terjun dalam telaga. Kenapa ? Karena Cinta itu buta.. Lalu Sahabat pun ikut terjun. Kenapa ? Karena Sahabat akan berbuat apa saja demi Cinta.. Di dalam telaga Cinta hilang. Kenapa ? Karena Cinta itu halus, mudah hilang kalau tak terjaga, sulit dicari, apalagi dalam telaga yang gelap. Sedangkan Sahabat, masih mencari-cari dimana Cinta & terus menunggu. Kenapa ? Karena Sahabat itu sejati & akan kekal sebagai Sahabat yang setia. So, hargailah Sahabat kita selagi dia masih ada. Jangan sia-siakan Sahabatmu. TETAP SEMANGAT!!!

Kategori:Uncategorized

BLT Jadi Racun Bagi Masyarakat Miskin

Juli 1, 2009 1 komentar

SELASA, 30 JUNI 2009 15:49

Jakarta (SuaraMedia News) – Kenyataannya penyaluran dana BLT banyak disalahgunakan dan justru membawa kerugian pada masyarakat. Pernyataan ini disampaikan Indonesia Corruption Watch (ICW). LSM ini bahkan menyarankan kepada pemerintah untuk mencabut program BLT.

“Banyak pungutan liar yang dilakukan oleh oknum-oknum pemda, dana yang diberikan pemerintah pusat juga banyak yang bocor,” ungkap Febry Hendri, Peneliti ICW, divisi Monitoring Pelayan Publik seusai Media Briefing, di Kantor ICW, Jakarta, Senin (29/6) kemarin.

Selain itu, BLT juga dianggap merusak modal sosial masyarakat miskin. Kemandirian masyarakat jauh menurun, mereka mulai tergantung pada dana BLT dan malas untuk bekerja. Kepercayaan di antara masyarakat semakin menurun, seiring munculnya saling curiga di antara mereka yang mendapatkan dan tidak mendapatkan BLT. Tak hanya itu, solidaritas masyarakat juga menurun karena kompetisi mendapatkan BLT.

“Empati di antara masyarakat setelah mendapatkan BLT semakin menurun dengan perbedaan pendapat yang semakin meruncing,” ungkapnya.

Tak hanya itu, lanjut Febry, BLT juga telah terbukti memakan korban jiwa. Banyak warga meninggal karena berdesakan saat mengantre BLT. Ditemukan juga seorang warga di Muara Bungo, Jambi, yang tewas ditikam sesama warga karena merasa iri tidak mendapat BLT.

“Memang yang membunuh bukan BLT, tapi mereka meninggal karena ada hubungannya dengan BLT,” ujarnya.

Dengan banyaknya kasus tersebut, Febry menyarankan agar pemerintah mengalokasikan dana BLT pada pos kesehatan dan pendidikan.

“Kalau dana kesehatan dilebihkan, maka penduduk akan semakin produktif dan itu berpengaruh baik bagi negara. Selain itu, kalau dana pendidikan juga ditambah, maka generasi penerus bangsa akan cerdas. Itu merupakan investasi bagi bangsa,” terang Febry.(hdt) http://www.suaramedia.com

http://www.suaramedia.com/nasional/blt-jadi-racun-bagi-masyarakat-miskin.html

Nafsu Politik Orang Indonesia Lampaui Ambang Batas Rasionalitas

Juni 29, 2009 1 komentar

Realitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini ditandai besarnya arus nafsu berpolitik yang merasuki semua elemen, hingga terkesan melampaui ambang batas rasionalitas.

“Keasyikan arus berpolitik di negeri ini sudah melalui ambang batas rasionalitas, semua orang dari berbagai profesi dan termasuk yang berada di luar orbit politik tampak larut dan seolah tidak ada kemulian di luar dunia politik,” kata Dr Yudi Latief, pengamat politik dari Reform Institute di Bandung, Jumat.

Dia mencontohkan, keasyikan arus berpolitik sangat terlihat dari beberapa tahun belakangan dan semakin menjadi saat menjelang Pemilu legislatif 9 April 2009 dan terus berlanjut menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009.

Ia memprediksi keasyikan arus dan gonjang-ganjing perpolitikan di tanah air tidak akan pernah berhenti dan suasana “panas” berlanjut ke lembaga legislatif yang ditandai adanya kubu-kubu kekuatan.

Ia menghimbau masyarakat untuk terus mengimbangi suasana perpolitikan di Indonesia dengan  berupaya menambah wawasan atau melek politik termasuk juga dalam menghadapi Pilpres 8 Juli 2009.

“Dari tiga pasangan capres/cawapres yang ada memang tidak ada yang ideal dan bisa memenuhi harapan masyarakat Indonesia, tapi pilihlah yang dinilai masyarakat terbaik dan memberikan harapan baru dari semua yang terburuk,” ucapnya pada diskusi publik di Bandung baru-baru tadi.

Pilpres merupakan “Gate Keeper” dalam menyeleksi  calon-calon pemimpin negara di berbagai bidang,  sehingga tingkat kualitas Pemilu akan menentukan tingkat kualitas pemimpin yang dihasilkan.

Ia mengatakan, menghadapi masa krisis dan kekacauan  kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara  diperlukan peran kepemimpinan yang lebih besar dan tanggap serta mampu mengambil keputusan.

Menurut Yudi Latief,  perkembangan anti-teori terjadi di Indonesia selama ini dimana krisis terus berlangsung, tapi pemimpin  kharismatik tak kunjung muncul atau hanya sesaat muncul kemudian ditelan arus zaman.

“Suasana seperti inilah yang diratapi sebagai krisis kepemimpinan”, tegasnya.

Hal yang  dipikirkan seolah bukanlah kapasitas transformatif dari kekuasan, melainkan daya beli dari para pemimpin, akibatnya, partai politik gagal mereproduksi intelektual organiknya, sedangkan para pemimpin yang punya bibit-bibit kharismatik sebagai pemimpin organisasi masyarakat terpaksa mengikuti logika “alokatif”  yang begitu cepat  menggerus kewibawaan.

Kondisi tersebut, menurut dia, bisa digambarkan sebagai “jalan baru tak kunjung menemukan pemimpin baru, dan pemimpin baru tak kunjung memperjuangkan jalan baru” dan artinya jalan buntu menghadang.

Lebih lanjut dikatakan, untuk  memulai perubahan harus dari titik nol dan dari titik pemahaman awal dimana kekuasaan bukanlah akhir perjalanan, melainkan sarana untuk memperjuangkan kebajikan bersama.

“Setiap pemimpin di segala bidang dan tingkatan harus menyadari dan belajar mengemban tugas pastoral, sebagai penggembala yang menuntun dan memperjuangkan keselamatan rakyatnya yang artinya mereka harus berjiwa besar agar lebih besar dari dirinya sendiri,” katanya.

Komitmen terhadap kemaslahatan publik ini menurut dia, menuntut para pemimpin tidak melulu mengandalkan modal finansial, tetapi yang lebih penting “modal moral” dalam arti  kekuatan dan kualitas komitmen pemimpin dalam memperjuangkan nilai-nilai, keyakinan, tujuan, dan amanat penderitaan rakyat (Ant)

Sinar Harapan: Jumat 26. of Juni 2009 14:36
Sumber: http://www.sinarharapan.co.id/detail/article/nafsu-politik-orang-indonesia-lampui-ambang-rasionalitas/